04 July 2016

Garam


1.  Pengertian garam
Garam adalah senyawa yang terbentuk dari reaksi asam dan basa.
a.  HCI + NaOH         NaCl + H2O
b.  HCI + KOH           KCI + H2O
c.  H2SO4 + NaOH      Na2SO4 + H2O
Ketiga contoh reaksi di atas terjadi antara asam kuat dengan basa kuat menghasilkan garam dan air. Reaksi tersebut dinamakan reaksi netralisasi. Sifat garam yang dihasilkan dari reaksi netralisasi sangat bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa, contohnya:
a.  Larutan basa kuat (NaOH) dan larutan asam kuat (HCI) dapat membentuk larutan gara (NaCl) yang bersifat netral.
b.  Basa lemah (NH) dan asam kuat (HCI) membentuk garam (NH4CI) yang bersifat asam.
c.  Basa kuat (NaOH) dan asam lemah (CH3COOH) membentuk garam (CH3C00Na) yang bersifat basa.
2.  Sifat-sifat garam
a.  Dapat menghantarkan arus listrik
b.  Terdiri dari ion logam yang bermuatan positif dan negative.
c.  Tidak mengubah warna lakmus merah maupun biru.
3.  Jenis Garam menurut sifat kelarutannya
a.  Garam yang mudah larut, contohnya: garam dapur, garam inggris, soda.
b.  Garam yang sulit larut, contohnya: pualam, batu kapur, gips.
Garam yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah garam dapur (NaCl). Berikut ini adalah beberapa contoh garam dan penggunaannya dalam kehidupan manusia.
No
Nama Garam
Rumus Kimia
Kegunaan
1.
Natrium klorida
NaCl
Bumbu dapur
2.
Kalium nitrat
KNO3
Pembuatan pupuk
3.
Kalsium karbonat
CaCO3
Bahan bangunan, bahan baku pembuatan asam
4.
Natrium fosfat
Na3PO4
Bahan detergen
5.
Natrium fluorida
NaF
Pasta gigi
6.
Magnesium sulfat
MgSO4
Garam inggris  atau sebagai penguras perut
7.
Natrium bikarbonat
NaHCO3
Pengembang kue
8.
Kalium karbonat
K2CO3
Sabun dan kaca
9.
Amonium klorida
NH4CI
Baterai kering



Menentukan Tingkat Keasaman dan Kebasaan Suatu Zat


A. Indikator Asam-Basa
Dalam beberapa kasus kita bisa menentukan jenis zat termasuk kdalam kategori asam atau basa hanya denganmencicipinya namun hal itu tidak dapat kita lakukan pada semua jenis zat karena ada banyak zat yang berbahaya bagi tubuh kita. Oleh karena itu kita memerlukan indikator untuk menunjukkan sifat zat yang kita amati. Indikator adalah suatu senyawa kompleks yang dapat bereaksi dengan asam dan basa.
Dengan indikator, kita dapat mengetahui suatu zat bersifat asam dan basa. Indikator juga dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kekuatan suatu asam atau basa. Beberapa indikator terbuat dari zat warna alami tanaman, tetapi ada juga beberapa indicator yang dibuat secara sintesis di laboratorium.
Indikator asam basa adalah zat yang warnanya dapat berubah ketika bereaksi dengan senyawa asam atau basa. Dengan demikian, syarat suatu zat dapat dijadikan sebagai indikator asam-basa adalah terjadinya perubahan warna bila ditetesi/diberikan larutan asam dan basa.
Ada pun macam-macam indikator asam-basa diantaranya adalah sebagai berikut:
a.  Indikator alami
Beberapa jenis tumbuh-tumbuhan di sekitar kita dapat digunakan sebagai indikator asam-basa. Indikator jenis ini biasa disebut indikator alami.
Ekstrak tumbuhan tertentu dapat menunjukkan warna yang berbeda bila berada dalam larutan basa dan asam karena sifat inilah maka tumbuhan tersebut bisa dijadikan indikator. Contoh indikator alami di antaranya bunga mawar, kunyit, temulawak, dan kubis ungu.
b.  Kertas lakmus
Lakmus adalah zat yang berasal dari sejenis lumut kerak dan biasanya digunakan dalam bentuk kertas.
Indikator
Larutan Netral
Larutan Asam
Larutan Basa
Lakmus merah
merah
merah
biru
Lakmus biru
biru
merah
biru
Kelebihan lakmus sebagai indikator asam basa adalah:
-    Dapat berubah warna dengan cepat saat bereaksi dengan asam maupun basa.
-    Sukar bereaksi dengan oksigen di udara sehingga lebih awet.
-    Zat yang akan diuji lebih cepat meresap karena berbentuk kertas.
c.  Larutan indikator
Larutan indikator asam basa adalah zat-zat warna yang mempunyai warna berbeda dalam larutan yang bersifat asam, basa dan netral, sehingga dapat digunakan untuk membedakan larutan yang bersifat asam, basa dan netral. Misalnya:
-    Phenolphtalein (PP).
-    Metil merah (MM).
-    Bromtimol biru (Btb).
-    Phenol merah (PM).
Larutan-larutan tersebut akan memberi warna yang berbeda-beda dalam larutan asam dan basa. Perhatikanlah perubahan warna dari tiap larutan indikator seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini
Indikator
pH
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Kresol merah
M
O
K
K
K
K
K
O
O
M
M
M
M
M
M
Metil violet
K
H
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
Metakresol ungu
M
O
O
O
K
K
K
C
C
C
U
U
U
U
U
Timol biru
M
O
O
K
K
K
K
K
H
H
B
B
B
B
B
Kongo merah
B
B
B
U
U
U
M
M
M
M
M
M
M
M
M
Bromofenol biru
K
K
K
H
H
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
Metil oranye
M
M
M
O
O
K
K
K
K
K
K
K
K
K
K
Bromokresol hijau
K
K
K
K
H
H
B
B
B
B
B
B
B
B
B
Alizarin merah
K
K
K
K
O
O
O
M
M
M
M
M
M
M
M
Metil merah
M
M
M
M
M
O
O
K
K
K
K
K
K
K
K
Bromotimol biru
K
K
K
K
K
K
H
H
B
B
B
B
B
B
B
Phenolphtalein merah
K
K
K
K
K
K
K
O
O
M
M
M
M
M
M
Phenolphtalein
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
AMm
AMm
AMm
Mm
Mm
Mm
Mm
Timolftalein
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
AB
AB
B
B
B
B
Alizarin kuning
K
K
K
K
K
K
K
K
K
K
O
O
O
M
M
Keterangan kode warna:
M : Merah          H  : Hijau                                AMm   : Agak merah muda
O  : Oranye        B   : Biru                                 Mm      : Merah muda
K  : Kuning        C   : Cokelat                            AB      : Agak Biru
U  : Ungu           TB : Tidak berwarna
B. Skala Keasaman dan Kebasaan
Larutan asam atau basa mempunyai derajat keasaman dan kebasaan yang berbeda-beda. Skala atau derajat keasaman atau kebasaan suatu zat dapat diketahui dari nilai pH (power of Hydrogen). Nilai 7 pada skala pH menunjukkan suatu zat bersifat netral (tidak basa - tidak asam).
Semakin kecil nilai pH suatu larutan, maka keasaman larutan tersebut semakin kuat.  Sebaliknya, suatu larutan bersifat basa jika nilai pH-nya lebih dari 7.  Semakin mendekati nilai 14, maka tingkat kebasaannya semakin kuat.
Sebagai contoh, jika cuka mempunyai pH = 3 dan jeruk nipis mempunyai nilai pH = 4, berarti tingkat keasaman cuka lebih kuat daripada jeruk nipis.
Untuk mengetahui nilai pH suatu zat, bisa menggunakan indikator universal, yang akan memperlihatkan warna yang bermacam-macam untuk setiap nilai pH. Indikator universal dilengkapi dengan peta warna sehingga kita bisa menentukan harga pH dengan peta warna tersebut. Selain menggunakan indikator universal, dapat juga digunakan pH meter (alat pengukur pH). Dengan mengguakan pH meter, nilai pH suatu larutan dapat lebih cepat ditentukan. Nilai ketelitian pH meter sangat tinggi dan penggunaannya pun mudah. Cara menggunakan pH meter, yaitu dengan mencelupkan elektroda pH meter ke dalam larutan yang ingin kita ketahui nilai pH-nya. Nilai pH akan terpampang pada layar pH meter.